Langsung ke konten utama

10 Film Yang Membosankan Penonton

Bulan Mei 2025 ada sejumlah  Film-Film Indonesia Terbaru yang tidak perlu ditonton karena tidak menyajikan tontonan yang mempunyai kejutan atau plot twist serta mudah ditebak alur dan akhir ceritanya saat ditonton, berdasar tulisan https://layartayang.id/ yang terkesan kurang paham dalam menyimpulkan cerita dalam sebuah film.

10 Film Yang Membosankan

Film yang membosankan
Kesimpulan isi 10 film membosankan 

Berikut konsep dan cerita ke-10 film Indonesia yang tayang pada Mei 2025, dimana mempunyai banyak  kelemahan, klise, atau kekurangan ide orisinal:

1. Sayap-Sayap Patah 2

Sekuel ini terkesan dipaksakan dan mengandalkan formula lama: teroris, dendam, dan drama keluarga yang berlebihan. Kurangnya pembaruan dari sisi cerita membuat film ini terasa monoton dan mudah ditebak.

2. Tabayyun

Drama cinta beda usia dan status sosial ini mengangkat konflik yang terlalu dibumbui nilai moral, membuat ceritanya tampak seperti sinetron religi ketimbang film bioskop. Karakterisasi pun cenderung datar dan stereotipikal

3. Pembantaian Dukun Santet

Horor ini mengandalkan gimmick cerita viral dan kengerian yang repetitif. Plotnya terasa seperti potongan cerita pendek yang diperpanjang, dengan logika cerita yang kurang kuat dan hanya bergantung pada jumpscare murahan.

4. Cocote Tonggo

Premisnya terlalu ringan dan terkesan menjual lelucon dangkal yang mengandalkan stereotip warga desa. Komedinya klise dan berisiko menyinggung isu sosial tanpa menyelesaikannya dengan elegan.

5. Dasim

Mengulang pola horor rumah berhantu dengan bumbu agama tanpa ada pendekatan baru. Ceritanya membosankan dan dialognya penuh narasi klise, menjadikan film ini terasa lebih seperti sinetron mistik malam hari.

6. Godaan Setan yang Terkutuk

Terlalu mengandalkan simbol religi dan adegan kerasukan tanpa substansi cerita yang memadai. Alurnya lemah dan cenderung melodramatis, membuat pesan spiritual yang ingin disampaikan justru tenggelam dalam efek horor murahan.

7. Mungkin Kita Perlu Waktu

Film ini mencoba menggugah emosi namun terjebak dalam penggambaran trauma yang bertele-tele. Ceritanya stagnan, minim perkembangan karakter, dan lebih mirip drama keluarga biasa tanpa kejutan berarti.

8. Gundik

Mencampurkan unsur mitologi dengan thriller kriminal, tapi gagal menyatukannya secara logis. Penggunaan tokoh mistis hanya sebagai hiasan cerita, bukan penggerak naratif utama, membuat film ini terasa campur aduk dan tidak fokus.

9. Insya Allah Berkah

Ceritanya terlalu sederhana dan klise, penuh dialog penuh petuah tanpa konflik yang berarti. Film ini seperti versi panjang dari video dakwah pendek, lebih cocok untuk TV ketimbang layar lebar.

10. Waktu Maghrib 2

Sekuel ini mengulang formula yang sama dari film pertamanya tanpa inovasi berarti. Teror maghrib dan jin kembali dihadirkan dengan cara yang tidak segar, membuatnya terasa seperti daur ulang horor lama.

Kesimpulan

Berikut kesimpulan singkat dari ke 10 film tersebut:

1. Sayap-Sayap Patah 2

Sekuel basi, aksi klise, drama keluarga tanpa kedalaman emosional.

2. Tabayyun

Religi dipaksakan, konflik cinta janggal, karakter terasa kaku.

3. Pembantaian Dukun Santet

Hanya mengandalkan jumpscare, cerita horor tak logis, murahan.

4. Cocote Tonggo

Satire dangkal, komedi murahan, stereotip desa terlalu dilebihkan.

5. Dasim

Horor rumah tua klise, spiritualitas terasa tempelan tanpa makna.

6. Godaan Setan yang Terkutuk

Cerita lemah, kerasukan repetitif, pesan spiritual tidak menyentuh.

7. Mungkin Kita Perlu Waktu

Trauma keluarga stagnan, alur lambat, tanpa resolusi memuaskan.

8. Gundik

Mitologi dipaksakan, thriller tidak fokus, ending terlalu absurd.

9. Insya Allah Berkah

Ceritanya datar, pesan moral berlebihan, terlalu menggurui penonton.

10. Waktu Maghrib 2

Sekuel membosankan, teror diulang, tanpa ide baru berarti.

Komentar

: '/>