Langsung ke konten utama

Jurus Membeli Dan Merawat Batik

Membatik bersama
Membatik Bersama

Saat ini upaya dalam melestarikan, menjaga dan memperkenalkan batik pada dunia sudah menjadi hal yang wajib dilakukan oleh seluruh lapisan di Indonesia. Pemerintah, pihak swasta, kalangan wirausaha bahkan anak sekolah membudayakan kain batik dengan berbagai cara dan kreasi dengan tujuan yang sama.

Pengenalan proses pembuatan, motif dan teknik mendesain kain batik sangat luas dikenalkan dalam berbagai ruang dan waktu selama kurun waktu belakangan ini. Namun jarang yang memberikan kiat dan pengalaman dalam membeli dan merawat kain batik sehingga tetap awet, terjaga dan mempunyai nilai ekonomis yang tinggi sebagai barang atau benda koleksi.

Berikut ini adalah beberapa ide dan masukan untuk membeli kain batik dan merawatnya. Diantaranya:

Jurus Membeli Kain Batik

Ada suatu kata yang harus kita ingat dalam membeli yaitu: "jangan membeli kucing dalam karung", yang maknanya agar kita sebelum membeli sesuatu harus berhati-hati dan teliti dalam membeli suatu barang, agar tidak rugi dan menyesal kemudian, termasuk membeli kain batik. 

Ada banyak tujuan ketika kita membeli kain batik untuk diperhatikan agar tidak bingung ketika datang pada toko atau penjual kain batik. Beberapa tujuan yang perlu dipertimbangkan adalah:

  •  Sebagai barang koleksi atau investasi untuk dijual kembali waktu yang akan datang dengan nilai dan harga yang lebih tinggi dan mahal. Jenis batik tertentu seperti batik "lawas" atau kuno yang berumur lebih dari 50 tahun, ataupun batik tulis dengan motif klasik dan rumit, bisa dijadikan pilihan.

  • Untuk baju atau pakaian dalam acara khusus atau resmi dengan tujuan agar tampil mewah dan elegan. Bahan batik yang menggunakan kain sutra dengan proses pembuatan batiknya secara manual dan klasik dapat menjadi pilihan utamanya. Batik tulis, batik ecoprint bermotif khusus dan lama dalam pengerjaannya bisa digunakan pada saat yang spesial tersebut.

  • Pakaian kerja dan formal yang dikenakan saat kita bekerja atau bertemu orang secara formal setiap hari dianjurkan menggunakan bahan batik berbahan kain katun yang mudah menyerap keringat dibadan. Penambahan kain furing sebagai pelapis bisa digunakan agar ketika luntur tidak menempel dibadan. Batik dengan teknik cap atau sablon dengan harga relatif murah bisa menjadi pilihan.

  • Batik sebagai barang hiasan, aksesories dan pelengkap dalam rumah tangga. Banyak yang berasal dari kain yang berbahan blacu, katun dengan motif sederhana yang dimanfaatkan sprei, sarung bantal dan guling, bahkan sebagai taplak meja menggunakannya. Saat ini makin banyak hasil kriya yang dibuat berbahan batik dijual dalam berbagai bentuk dan menarik.

  • Tentukan budget yang akan dikeluarkan saat membeli kain batik. Hindari membeli karena "gelap mata", membuat sembarangan membelinya dalam penggunaan dan peruntukan kain batik sehingga menurunkan citra kain batik.

Itulah beberapa tulisan yang bisa dijadikan referensi saat membeli kain batik agar kita dalam melestarikannya tetap berlaku bijaksana.

Perawatan Kain Batik

Selanjutnya pada tulisan dibawa ini akan diuraikan cara merawat kain batik sehingga awet dan berumur panjang walaupun sering dipakai ataupun digunakan oleh pemiliknya. Beberapa yang perlu diketahui yaitu,

  • Batik "lawas" yang menjadi koleksi biasanya berbahan kain dari katun atau mori dengan tekstur lebih tebal dari saat ini. Umumnya mudah robek sehingga dianjurkan untuk disimpan dalam tempat yang sejuk dan kering.

  • Untuk kain yang berasal dari "Alat Tenun Bukan Mesin" ( ATBM ), sebaiknya memilih yang berbahan sutra karena lebih kuat dan awet, yang proses pembuatannya dengan teknik batik tulis, berharga mahal tetapi mempunyai daya tahan dan awet untuk waktu puluhan tahun.

  • Hindari mencuci mrnggunakan sabun detergen yang mempunyai sifat meluruhkan atau membuat warna luntur. Cucilah dengan bahan "softener" kain, secara manual dengan mengucek tanpa menggunakan mesin cuci.

  • Jemur pada tempat yang teduh dan hindari sinar langsung dari matahari, karena menyebabkan kusam pada bagian yang terpapar.

  • Gunakan cairan saat menyetrika dengan cara disemprot agar tidak membuat kain mengkerut terutama pada jenis sutra yang sensitif pada suhu panas.

  • Berikan pewangi yang berbentuk padat seperti kampar atau kapur barus, jangan menyemprotkan cairan pewangi yang menyebabkan kain bernoda.

  • Bungkus dengan plastik yang didalamnya diberi karbonaktif untuk menetralisir kelembaban sekitarnya.

  • Berikan akar wangi yang berasal dari pohon gaharu atau pohon sejenisnya untuk melindungi dari ngengat, apabila kain batik disimpan dalam waktu yang lama.

Demikian kiat yang bisa dicoba untuk merawat kain batik untuk waktu yang sangat lama hingga puluhan tahun.

Penutup

Kain batik mempunyai nilai dan harga yang bermacam-macam yang disesuaikan kemampuan setiap orang dalam memiliki ataupun mengoleksinya. 

Kain batik yang dibuat untuk baju dan pakaian umumnya berasal dari penjahit yang berpengalaman lama, sehingga mempunyai nilai dan harga yang tinggi. Untuk ongkos jahit baju batik biasanya lebih mahal dari bahan kain lainnya.

Untuk membuat kain batik menjadi baju dan pakaian yang sesuai, tentunya kita harus juga berusaha mengetahui cara mencari baju yang sesuai agar sesuai harapan.

Perlu perawatan dan penanganan yang baik agar kain dan baju yang bermotif batik bisa tahan lama dan awet hingga puluhan tahun.

Komentar

  1. Merawat kain batik ini sebenarnya cukup tricky. Mamaku sering memisahkan pakaiannya yang dari kain batik dengan pakaian polos lainnya. Biasanya memang dicuci terpisah juga sih karena nggak boleh kena detergen. Beliau kalau dulu cucinya benar pakai softener, kalau sekarang beralih ke lerak karena katanya lebih bisa jaga warna kain.

    BalasHapus
  2. Ternyata untuk membeli dan merawat batik ada jurus-jurus tertentu. Makasih jurusnya, mau coba diaplikasikan soalnya aku punya koleksi baju batik nih cuma aku pakainya batik Cirebon.

    BalasHapus
  3. Merawat kain batik agar bisa terjaga dengan baik ternyata memang butuh effort yang lebih, ya. Tapi untuk batik dengan bahan spesial memang sebaiknya dijaga dengan seksama agar nilainya juga bisa bertahan, baik secara estetis bahkan ekonomis

    BalasHapus
  4. Nice tips mbak. kalau saya pernah pake detergent khusus batik

    BalasHapus
  5. Wah, ternyata ga semudah itu ya merawat kain batik, terutama batik kualitas terbaik dengan usia yang sudah lawas. Langkah-langkah mencuci, mengeringkan dan menyimpannya mesti sangat hati-hati. Aku punya beberapa koleksi batik berbagai motif dan suka memakainya untuk acara-acara tertentu.

    BalasHapus
  6. Membeli dan merawat batik memang harus banyak yang diperhatikan ya. Apalagi kalau dijemur di tempat yang terik memang warnanya jadi cepat pudar, hiks.

    BalasHapus
  7. Sama halnya dengan proses pembuatan kain batiknya, ternyata merawatnya juga butuh effort tersendiri ya. Pas menjahitnya oun tak bisa sembarangan.

    BalasHapus
  8. Merawat kain batik emang nggak boleh asal ya. Kalau orang Jawa bilang istilahnya mangkak. Jadi warna kain batiknya nggak bagus atau jadi memudar.

    BalasHapus
  9. Senang banget nemu artikel yang bermanfaat seperti ini. Jadinya saya bisa tahu tips membeli dan merawat batik. Terima kasih ya kak.

    BalasHapus
  10. Wahh bermanfaat banget informasinya, akhirnya bisa ngerawat batik yang benar

    BalasHapus
  11. Menarik sekali kak artikelnya bermanfaat sekali untuk saya yang baru belajar merawat batik sekolah anak agar tidak mudah pudar

    BalasHapus
  12. Aku ga terlalu suka koleksi batik, sejak SMP punya batik (selain seragam) hanya 1 baju atasan kado dari budhe. Dan itu sampe sekarang, masih awet sih dan ya memang perawatannya butuh effort lebih daripada pakaian biasa

    BalasHapus
  13. Nah ini. Kadang aku tuh suka bingung kalau milih kain batik. Kurang paham kain batik yang kualitasnya bagus seperti apa. Aku taunya kalau harganya mahal berarti kualitasnya bagus. itu aja. Thank you kak artikelnya bermanfaat bgt

    BalasHapus
  14. Aku juga mikirnya gitu, kupikir semua pakaian bisa dicuci pake semua deterjen. Eh pas udh cek yh luntur dong, nyesek banget

    BalasHapus

Posting Komentar